Batuk-batuk tertama pada malam dan dini hari memang biasa ditemukan pada penderita alergi. alergi atau atopi merupakan penyakit gen sehingga diturunkan. Umumnya penderita atopi, alergi terhadap debu rumah atau udara dingin.
Di luar negeri yang mempunyai 4 musim, alergi biasanya terjadi pada musim semi saat bunga berkembang dan banyak banyak tepung sari yang beterbangan. Penelitian di luar negeri menyebutkan bahwa alergi pada anak paling banyak disebabkan oleh zat tambahan atau pengawet pada makanan.
Gejala alergi bermacam-macam, mulai dari bersin-bersin, pilek dengan ingus encer, gatal-gatal, sesak napas sampai mengancam jiwa. Anak-anak penderita alergi besar kemungkinan untuk menderita asma. Pada malam dan dini hari merupakan saat paling sering seorang penderita alergi atau asma mendapat serangan bisa sesak atau batuk-batuk.
Hal ini disebabkan karena pada saat itu, kadar kortisol (semacam hormone yang menjaga supaya tidak terjadi peradangan pada saluran napas) berada pada nilai terendah. Pada penderita asma hal ini tidak dapat ditoleransi sehingga mereka akan sering mendapat serangan pada waktu-waktu tersebut.
Pemeriksaan untuk mengetahui apakah anak ibu asma atau tidak bisa dengan pemeriksaan fungsi paru melalui alat spirometer atau dengan uji provokasi bronkus. Asma bukan penyakit menular sehingga ibu tidak perlu khawatir anak ibu akan menularkan penyakitnya pada orang lain. Apakah asma bisa sembuh?
Asma hanya dapat dikontrol, yaitu dengan pengobatan dan menghindari faktor yang mencetuskan serangan asma. Obat asma yang saat ini dianjurkan adalah obat semprot atau hisap karena mempunyai efek samping relative lebih kecil dibandingkan obat makan atau suntik.
dr. Risa F Musawaris
Sumber : Pontianak Post Online
No comments:
Post a Comment