16.7.08
PVM and the advent of inexpensive networked PCs led, in 1993, to a NASA project to build supercomputers out of commodity clusters. In 1995 the invention of the "beowulf"-style cluster -- a compute cluster built on top of a commodity network for the specific purpose of "being a supercomputer" capable of performing tightly coupled parallel HPC computations. This in turn spurred the independent development of Grid computing as a named entity, although Grid-style clustering had been around at least as long as the Unix operating system and the Arpanet, whether or not it, or the clusters that used it, were named.
15.7.08
Kiat Utama Tatalaksana Asma Anak ( Bag 2 - habis)
Orang tua pasien seringkali melaporkan eratnya kaitan makanan tertentu dengan timbul atau memburuknya gejala asma pada anaknya. Selain zat makanannya itu sendiri bisa menjadi pencetus, suhu dingin dari makanan/minumannya juga dapat menjadi pencetus. Misalnya air putih tidak dingin tidak menjadi faktor pencetus, tapi air putih dingin dapat menjadi pencetus.
- Es, makanan-minuman dingin, termasuk air dingin, buah dingin
- Permen, dengan segala variasinya
- Coklat, dalam segala macam bentuknya: susu coklat, kue coklat, wafer, misis, selai, dan semua makanan/minuman yang mengandung coklat
- Vetsin, semua makanan bervetsin: snack gurih, fried chicken, mie instant, nugget, sosis, dan lain-lain
- Kacang tanah, dalam segala macam bentuknya: selai, biskuit, somay, sate, pecal, gado-gado, ketoprak
- Gorengan, terutama yang menggunakan minyak goreng bekas
- Buah tertentu, anggur, tomat, klengkeng, rambutan
- Zat pewarna, zat pengawet. Makanan anak-anak seringkali dibuat dalam warna warni mencolok untuk menarik perhatian. Seringkali pewarna atau pengawet dalam makanan menjadi faktor pencetus.
Faktor pencetus serbaneka adalah yang di luar dua kelompok sebelumnya.
- Infeksi respiratori akut (IRA), berupa salesma atau common cold yang sering keliru disebut dengan flu. IRA sebagian besar disebabkan oleh virus, sehingga sebagian besar IRA tidak memerlukan antibiotik. IRA senidiri dapat dimanifestasi sebagai batuk &/ pilek, sebagaimana asma (batuk alergi) dan rintis alergika (pilek alergi). Namun karena infeksi virus bersifat self limiting, biasanya paling lama 1 minggu batuk-pilek karena IRA akan menghilang. Jika lewat seminggu, apalagi jika lebih dari 2 minggu batuk/pileknya masih berlangsung, sangat mungkin asma/rintis alergikanya sudah tercetus oleh IRA.
- Aktivitas fisis (exercise), termasuk di dalamnya berlarian, teriak-teriak, menangis, tertawa berlebihan
- Kelelahan/stress, baik jasmani (fisis) maupun rohani (psikis), emosi berlebihan (sedih, marah, gembira)
- Hawa dingin, suhu dini hari/pagi hari, termasuk suhu AC yang terlalu dingin
- Perubahan musim/cuaca/suhu: kemarau-penghujan, panas-dingin
Faktor pencetus ini bersifat individual, dalam arti belum tentu sama untuk tiap pasien. Oleh karena itu pasien/orang tuanya, perlu
Sebagaimana halnya keadaan tubuh kita mengalami fluktuasi irama (bioritmik), sifat alergi seseorang juga mengalami irama naik turun. JIka sifat alerginya sedang 'tenang', pasien tidak terlalu sensitif, dan sampai batas tertentu masih dapat mentoleransi faktor pencetus. Tapi jika sedang 'kumat', dengan pencetus tunggal yang sederhana saja dapat timbul gejala penyakitnya.
Jadi sekali lagi kiat utama tatalaksana asma anak adalah penghindaran, bukan obat saja. Penghindaran pencetus in memang mudah untuk dikatakan, tapi sangat sulit pelaksanaannya. Namun dalam penanggulangan asma anak hal ini tidak dapat ditawar-tawar. Seberapa banyak atau betapapun canggihnya obat asma, jika penghindaran faktor pencetus in tidak dilaksanakan, dapat dijamin asmanya tidak akan terkendali (batuk tetap ada/timbul lagi).
Bekasi, 2 Mei 2008
Dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K)
Spesialis Anak Konsultan Respirologi
Fak. Kedokteran UI
Pusat Asma Anak SUDDHAPRANA RSCM
Kiat Utama Tatalaksana Asma Anak ( Bag 1)
Asma merupakan penyakit kronik (menahun) pada anak yang paling sering dijumpai. Berbeda dengan asma pada orang dewasa yang gejalanya sesak disertai bunyi ngik-ngik, pada anak seringkali gejalanya berupa batuk yang 'bandel'. Dasar penyakit ini adalah faktor alergi yang bergejala di saluran napas. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dalm arti dihilangkan sama sekali dari seorang pasien, namun penyakit ini dapat dikendalikan. Jika terkendali, gejalanya tidak ada, sehingga praktis 'sembuh'. Dalam mengendalikan asma kiat utamanya adalah penghindaran, penghindaran dan sekali lagi penghindaran faktor pencetus. Faktor pencetus adalah hal/keadaan yang bisa menyebabkan gejala asma yang tadinya tidak ada menjadi timbul, atau gejala tidak kunjung membaik, atau yang gejala awalnya ringan menjadi lebih berat.
Hal ini seringkali tidak dipahami oleh pasien/keluarganya. Banyak orang mengira dengan pemberian obat, asma dapat disembuhkan bahkan dihilangkan sama sekali. Keadaan ini yang sering membuat orang tua pasien menjadi frustasi, karena umumnya mereka sudah berkeliling ke banyak dokter, diberi berbagai macam obat, tapi batuk sebagai gejala utama asma tidak kunjung reda/hilang. Ataupun jika membaik sebentar kemudian gejalanya timbul lagi.Bila digali sedikit lebih dalam, biasanya peran faktor pencetus in belum mendapat perhatian, dan tentunya belum dihindari. Padahal penghindaran faktor pencetus ini merupakan kiat utama dalam tata laksana asma. Pada kebanyakan kasus, dengan penghindaran yang adekuat, asmanya dapat dikendalikan, bahkan bisa tanpa obat. Bila sesekali timbul gejala asma karena faktor pencetus yang tidak terhindarkan, baru diperlukan pemberian obat asma.
Faktor pencetus in biasanya merupakan hal-hal yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seorang anak. Faktor pencetus ini dapat dibagi menurut beberapa pengelompokan, namun secara praktis dapat dibagi tiga kelompok, yaitu:- Lingkungan
- Makanan
- Serbaneka
Faktor pencetus di >lingkungan ini biasanya berbentuk zat yang dapat terhirup melalui saluran respiratori/napas (aeroinhalan). Ini bisa dijumpai di dalam rumah (indoor), di lingkungan sekitar rumah, di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan luar (outdoor pollution). Faktor pencetus hirupan ini antara lain:
- Debu rumah dan tungau debu rumah
Ini banyak terdapat dalam perabot rumah yang potensial menyimpan debu, apalagi bila jarang dibersihkan, misalnya:
- Karpet bulu, boneka bulu, sofa kain bulu
- Korden yang lama tidak dicuci (sebaiknya paling lama setiap 2minggu)
- Koran & majalah bekas, buku-buku tua
- Kapuk: kasur, bantal, guling boneka
- Asap, merupakan salah satu pencetus utama yang sering dijumpai
- Rokok: termasuk merokok di halaman, teras, garasi, KM/WC, dapur, terlebih dalam rumah
- Obat nyamuk (bakar, semprot, elektrik), asap hio/dupa
- Dapur: kayu bakar, minyak tanah, gas
- Kosmetik: hairspray, parfum, deodorant
- Bakaran sampah, bakaran hutan
- Polusi kendaraan, polusi pabrik
- Renovasi rumah: debu puing bangunan, debu semen, bahan kimia (cat, terpentin, dllI)
- Rontokan binatang (animal dander): rontokan bulu, serpihan kulit, air liur, dan kotoran binatang
- Ayam, burung
- Anjing, kucing, kelinci, hamster
- Industri rumah tangga (home industry): konveksi, percetakan, bengkel (cat, motor, las)
- Jamur bisa tumbuh subur di lingkungan kamar kita, misalnya
- dalam AC yang jarang diservice
- dinding kamar yang lembab
- rumah yang lama tidak ditinggali
17.6.08
Gejala Asma
June 17, 2008 at 1:58 pm
Batuk-batuk tertama pada malam dan dini hari memang biasa ditemukan pada penderita alergi. alergi atau atopi merupakan penyakit gen sehingga diturunkan. Umumnya penderita atopi, alergi terhadap debu rumah atau udara dingin.
Di luar negeri yang mempunyai 4 musim, alergi biasanya terjadi pada musim semi saat bunga berkembang dan banyak banyak tepung sari yang beterbangan. Penelitian di luar negeri menyebutkan bahwa alergi pada anak paling banyak disebabkan oleh zat tambahan atau pengawet pada makanan.
Gejala alergi bermacam-macam, mulai dari bersin-bersin, pilek dengan ingus encer, gatal-gatal, sesak napas sampai mengancam jiwa. Anak-anak penderita alergi besar kemungkinan untuk menderita asma. Pada malam dan dini hari merupakan saat paling sering seorang penderita alergi atau asma mendapat serangan bisa sesak atau batuk-batuk.
Hal ini disebabkan karena pada saat itu, kadar kortisol (semacam hormone yang menjaga supaya tidak terjadi peradangan pada saluran napas) berada pada nilai terendah. Pada penderita asma hal ini tidak dapat ditoleransi sehingga mereka akan sering mendapat serangan pada waktu-waktu tersebut.
Pemeriksaan untuk mengetahui apakah anak ibu asma atau tidak bisa dengan pemeriksaan fungsi paru melalui alat spirometer atau dengan uji provokasi bronkus. Asma bukan penyakit menular sehingga ibu tidak perlu khawatir anak ibu akan menularkan penyakitnya pada orang lain. Apakah asma bisa sembuh?
Asma hanya dapat dikontrol, yaitu dengan pengobatan dan menghindari faktor yang mencetuskan serangan asma. Obat asma yang saat ini dianjurkan adalah obat semprot atau hisap karena mempunyai efek samping relative lebih kecil dibandingkan obat makan atau suntik.
dr. Risa F Musawaris
Sumber : Pontianak Post Online