15.7.08

Kiat Utama Tatalaksana Asma Anak ( Bag 1)

Asma merupakan penyakit kronik (menahun) pada anak yang paling sering dijumpai. Berbeda dengan asma pada orang dewasa yang gejalanya sesak disertai bunyi ngik-ngik, pada anak seringkali gejalanya berupa batuk yang 'bandel'. Dasar penyakit ini adalah faktor alergi yang bergejala di saluran napas. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dalm arti dihilangkan sama sekali dari seorang pasien, namun penyakit ini dapat dikendalikan. Jika terkendali, gejalanya tidak ada, sehingga praktis 'sembuh'. Dalam mengendalikan asma kiat utamanya adalah penghindaran, penghindaran dan sekali lagi penghindaran faktor pencetus. Faktor pencetus adalah hal/keadaan yang bisa menyebabkan gejala asma yang tadinya tidak ada menjadi timbul, atau gejala tidak kunjung membaik, atau yang gejala awalnya ringan menjadi lebih berat.

Hal ini seringkali tidak dipahami oleh pasien/keluarganya. Banyak orang mengira dengan pemberian obat, asma dapat disembuhkan bahkan dihilangkan sama sekali. Keadaan ini yang sering membuat orang tua pasien menjadi frustasi, karena umumnya mereka sudah berkeliling ke banyak dokter, diberi berbagai macam obat, tapi batuk sebagai gejala utama asma tidak kunjung reda/hilang. Ataupun jika membaik sebentar kemudian gejalanya timbul lagi.

Bila digali sedikit lebih dalam, biasanya peran faktor pencetus in belum mendapat perhatian, dan tentunya belum dihindari. Padahal penghindaran faktor pencetus ini merupakan kiat utama dalam tata laksana asma. Pada kebanyakan kasus, dengan penghindaran yang adekuat, asmanya dapat dikendalikan, bahkan bisa tanpa obat. Bila sesekali timbul gejala asma karena faktor pencetus yang tidak terhindarkan, baru diperlukan pemberian obat asma.

Faktor pencetus in biasanya merupakan hal-hal yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seorang anak. Faktor pencetus ini dapat dibagi menurut beberapa pengelompokan, namun secara praktis dapat dibagi tiga kelompok, yaitu:
  • Lingkungan
  • Makanan
  • Serbaneka

Faktor pencetus di >lingkungan ini biasanya berbentuk zat yang dapat terhirup melalui saluran respiratori/napas (aeroinhalan). Ini bisa dijumpai di dalam rumah (indoor), di lingkungan sekitar rumah, di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan luar (outdoor pollution). Faktor pencetus hirupan ini antara lain:

  • Debu rumah dan tungau debu rumah

Ini banyak terdapat dalam perabot rumah yang potensial menyimpan debu, apalagi bila jarang dibersihkan, misalnya:
- Karpet bulu, boneka bulu, sofa kain bulu
- Korden yang lama tidak dicuci (sebaiknya paling lama setiap 2minggu)
- Koran & majalah bekas, buku-buku tua

  • Kapuk: kasur, bantal, guling boneka
  • Asap, merupakan salah satu pencetus utama yang sering dijumpai
    - Rokok: termasuk merokok di halaman, teras, garasi, KM/WC, dapur, terlebih dalam rumah
    - Obat nyamuk (bakar, semprot, elektrik), asap hio/dupa
    - Dapur: kayu bakar, minyak tanah, gas
    - Kosmetik: hairspray, parfum, deodorant
    - Bakaran sampah, bakaran hutan
    - Polusi kendaraan, polusi pabrik
  • Renovasi rumah: debu puing bangunan, debu semen, bahan kimia (cat, terpentin, dllI)
  • Rontokan binatang (animal dander): rontokan bulu, serpihan kulit, air liur, dan kotoran binatang
    - Ayam, burung
    - Anjing, kucing, kelinci, hamster
  • Industri rumah tangga (home industry): konveksi, percetakan, bengkel (cat, motor, las)
  • Jamur bisa tumbuh subur di lingkungan kamar kita, misalnya
    - dalam AC yang jarang diservice
    - dinding kamar yang lembab
    - rumah yang lama tidak ditinggali
bersambung ...

No comments: