Showing posts with label obat semprot. Show all posts
Showing posts with label obat semprot. Show all posts

15.7.08

Kiat Utama Tatalaksana Asma Anak ( Bag 2 - habis)

sambungan ...

Orang tua pasien seringkali melaporkan eratnya kaitan makanan tertentu dengan timbul atau memburuknya gejala asma pada anaknya. Selain zat makanannya itu sendiri bisa menjadi pencetus, suhu dingin dari makanan/minumannya juga dapat menjadi pencetus. Misalnya air putih tidak dingin tidak menjadi faktor pencetus, tapi air putih dingin dapat menjadi pencetus.

  • Es, makanan-minuman dingin, termasuk air dingin, buah dingin
  • Permen, dengan segala variasinya
  • Coklat, dalam segala macam bentuknya: susu coklat, kue coklat, wafer, misis, selai, dan semua makanan/minuman yang mengandung coklat
  • Vetsin, semua makanan bervetsin: snack gurih, fried chicken, mie instant, nugget, sosis, dan lain-lain
  • Kacang tanah, dalam segala macam bentuknya: selai, biskuit, somay, sate, pecal, gado-gado, ketoprak
  • Gorengan, terutama yang menggunakan minyak goreng bekas
  • Buah tertentu, anggur, tomat, klengkeng, rambutan
  • Zat pewarna, zat pengawet. Makanan anak-anak seringkali dibuat dalam warna warni mencolok untuk menarik perhatian. Seringkali pewarna atau pengawet dalam makanan menjadi faktor pencetus.

Faktor pencetus serbaneka adalah yang di luar dua kelompok sebelumnya.

  • Infeksi respiratori akut (IRA), berupa salesma atau common cold yang sering keliru disebut dengan flu. IRA sebagian besar disebabkan oleh virus, sehingga sebagian besar IRA tidak memerlukan antibiotik. IRA senidiri dapat dimanifestasi sebagai batuk &/ pilek, sebagaimana asma (batuk alergi) dan rintis alergika (pilek alergi). Namun karena infeksi virus bersifat self limiting, biasanya paling lama 1 minggu batuk-pilek karena IRA akan menghilang. Jika lewat seminggu, apalagi jika lebih dari 2 minggu batuk/pileknya masih berlangsung, sangat mungkin asma/rintis alergikanya sudah tercetus oleh IRA.
  • Aktivitas fisis (exercise), termasuk di dalamnya berlarian, teriak-teriak, menangis, tertawa berlebihan
  • Kelelahan/stress, baik jasmani (fisis) maupun rohani (psikis), emosi berlebihan (sedih, marah, gembira)
  • Hawa dingin, suhu dini hari/pagi hari, termasuk suhu AC yang terlalu dingin
  • Perubahan musim/cuaca/suhu: kemarau-penghujan, panas-dingin

Faktor pencetus ini bersifat individual, dalam arti belum tentu sama untuk tiap pasien. Oleh karena itu pasien/orang tuanya, perlu apa saja yang berperan sebagai faktor pencetus. Yang perlu mendapat perhatian juga, biasanya faktor pencetus ini tidak berperan tunggal, namun kombinasi dari berbagai faktor pencetus, sehingga bersifat kumulatif.

Sebagaimana halnya keadaan tubuh kita mengalami fluktuasi irama (bioritmik), sifat alergi seseorang juga mengalami irama naik turun. JIka sifat alerginya sedang 'tenang', pasien tidak terlalu sensitif, dan sampai batas tertentu masih dapat mentoleransi faktor pencetus. Tapi jika sedang 'kumat', dengan pencetus tunggal yang sederhana saja dapat timbul gejala penyakitnya.

Jadi sekali lagi kiat utama tatalaksana asma anak adalah penghindaran, bukan obat saja. Penghindaran pencetus in memang mudah untuk dikatakan, tapi sangat sulit pelaksanaannya. Namun dalam penanggulangan asma anak hal ini tidak dapat ditawar-tawar. Seberapa banyak atau betapapun canggihnya obat asma, jika penghindaran faktor pencetus in tidak dilaksanakan, dapat dijamin asmanya tidak akan terkendali (batuk tetap ada/timbul lagi).

Bekasi, 2 Mei 2008
Dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K)
Spesialis Anak Konsultan Respirologi
Fak. Kedokteran UI
Pusat Asma Anak SUDDHAPRANA RSCM

Kiat Utama Tatalaksana Asma Anak ( Bag 1)

Asma merupakan penyakit kronik (menahun) pada anak yang paling sering dijumpai. Berbeda dengan asma pada orang dewasa yang gejalanya sesak disertai bunyi ngik-ngik, pada anak seringkali gejalanya berupa batuk yang 'bandel'. Dasar penyakit ini adalah faktor alergi yang bergejala di saluran napas. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan dalm arti dihilangkan sama sekali dari seorang pasien, namun penyakit ini dapat dikendalikan. Jika terkendali, gejalanya tidak ada, sehingga praktis 'sembuh'. Dalam mengendalikan asma kiat utamanya adalah penghindaran, penghindaran dan sekali lagi penghindaran faktor pencetus. Faktor pencetus adalah hal/keadaan yang bisa menyebabkan gejala asma yang tadinya tidak ada menjadi timbul, atau gejala tidak kunjung membaik, atau yang gejala awalnya ringan menjadi lebih berat.

Hal ini seringkali tidak dipahami oleh pasien/keluarganya. Banyak orang mengira dengan pemberian obat, asma dapat disembuhkan bahkan dihilangkan sama sekali. Keadaan ini yang sering membuat orang tua pasien menjadi frustasi, karena umumnya mereka sudah berkeliling ke banyak dokter, diberi berbagai macam obat, tapi batuk sebagai gejala utama asma tidak kunjung reda/hilang. Ataupun jika membaik sebentar kemudian gejalanya timbul lagi.

Bila digali sedikit lebih dalam, biasanya peran faktor pencetus in belum mendapat perhatian, dan tentunya belum dihindari. Padahal penghindaran faktor pencetus ini merupakan kiat utama dalam tata laksana asma. Pada kebanyakan kasus, dengan penghindaran yang adekuat, asmanya dapat dikendalikan, bahkan bisa tanpa obat. Bila sesekali timbul gejala asma karena faktor pencetus yang tidak terhindarkan, baru diperlukan pemberian obat asma.

Faktor pencetus in biasanya merupakan hal-hal yang lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari seorang anak. Faktor pencetus ini dapat dibagi menurut beberapa pengelompokan, namun secara praktis dapat dibagi tiga kelompok, yaitu:
  • Lingkungan
  • Makanan
  • Serbaneka

Faktor pencetus di >lingkungan ini biasanya berbentuk zat yang dapat terhirup melalui saluran respiratori/napas (aeroinhalan). Ini bisa dijumpai di dalam rumah (indoor), di lingkungan sekitar rumah, di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan luar (outdoor pollution). Faktor pencetus hirupan ini antara lain:

  • Debu rumah dan tungau debu rumah

Ini banyak terdapat dalam perabot rumah yang potensial menyimpan debu, apalagi bila jarang dibersihkan, misalnya:
- Karpet bulu, boneka bulu, sofa kain bulu
- Korden yang lama tidak dicuci (sebaiknya paling lama setiap 2minggu)
- Koran & majalah bekas, buku-buku tua

  • Kapuk: kasur, bantal, guling boneka
  • Asap, merupakan salah satu pencetus utama yang sering dijumpai
    - Rokok: termasuk merokok di halaman, teras, garasi, KM/WC, dapur, terlebih dalam rumah
    - Obat nyamuk (bakar, semprot, elektrik), asap hio/dupa
    - Dapur: kayu bakar, minyak tanah, gas
    - Kosmetik: hairspray, parfum, deodorant
    - Bakaran sampah, bakaran hutan
    - Polusi kendaraan, polusi pabrik
  • Renovasi rumah: debu puing bangunan, debu semen, bahan kimia (cat, terpentin, dllI)
  • Rontokan binatang (animal dander): rontokan bulu, serpihan kulit, air liur, dan kotoran binatang
    - Ayam, burung
    - Anjing, kucing, kelinci, hamster
  • Industri rumah tangga (home industry): konveksi, percetakan, bengkel (cat, motor, las)
  • Jamur bisa tumbuh subur di lingkungan kamar kita, misalnya
    - dalam AC yang jarang diservice
    - dinding kamar yang lembab
    - rumah yang lama tidak ditinggali
bersambung ...

12.6.08

Obat Semprot Bikin Ketagihan?

Asma adalah penyakit radang kronik saluran napas yang menyebabkan saluran napas hipersensitif terhadap berbagai allergen (zat/bahan yang menyebabkan alergi). Asma bukan penyakit menular dan asma terjadi karena faktor keturunan yang disebabkan oleh gen yang jumlahnya ratusan. Alergen atau zat yang mencetuskan asma bervariasi tiap individu.

Gejala serangan asma yaitu sesak napas, rasa berat di dada, batuk dan napas yang berbunyi (mengi, bengek). Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.

Tujuan pengobatan penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.

Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma tidak sering kambuh. Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal.

Obat obat asma terbagi 2 yaitu pelega yang bertujuan untuk mengendalikan serangan penyakit asma segera dan obat yang berfungsi untuk mengontrol supaya serangan asma tidak sering terjadi. Pengobatan berbeda tergantung beratnya, biasanya obat semprot lebih cepat. Obat golongan Beta-2 Agonis (bronkodilator) dan steroid lebih kuat.

Sebaiknya gunakan obat semprot karena lebih aman bila dibandingkan obat minum atau suntik. Cuma karena kurangnya informasi dari dokter, banyak informasi salah yang menyebutkan bahwa obat semprot malah membuat ketagihan.

Obat semprot atau hirup relative lebih aman karena dosisnya lebih kecil dibandingkan obat minum atau suntik serta langsung ke saluran napas si penderita. Selain itu karena dosis kecil jadi efek samping juga relative lebih kecil dibandingkan obat minum atau suntik. Bila serangan asma hampir tiap hari, obat yang dipergunakan adalah kombinasi obat pelega dan pengontrol. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam.

Bronkodilator per-oral (ditelan) dan dipergunakan bila serangan asma tidak dapat diatasi dengan obat semprot atau hirup dan memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. Pada serangan penyakit asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Hal lain untuk mengontrol serangan asma anda adalah dengan mengenal pencetus yang menyebabkan timbulnya serangan asma serta hindari pencetus tersebut.

Pasien asma juga dianjurkan untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter. Karena bisa saja kondisi penyakit bertambah ringan atau sebaliknya sehingga baik obat maupun cara hidup perlu disesuaikan. Selain itu untuk menjaga kebugaran tubuh, anda dapat juga mengikuti senam asma yang bertujuan untuk melatih otot-otot pernapasan.

Team Pengasuh

Sumber : Pontianak Post Online