Showing posts with label bronkodilator. Show all posts
Showing posts with label bronkodilator. Show all posts

17.6.08

Obat Asma Hirupan

Meski layanan kesehatan dewasa ini sudah tersebar cukup merata, patut diketahui masih banyak penderita serangan asma yang datang ke rumah sakit dalam keadaan terlambat. Bahkan ada juga penderita yang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Karena itu, amat penting untuk mengenal faktor pencetus serta apa yang harus dilakukan jika ada serangan asma.

Pada penyakit asma terjadi proses radang kronis di pipa saluran napas. Peradangan kronis ini dapat menyebabkan pipa saluran napas menjadi sensitif, mudah terangsang oleh alergen maupun iritan. Sebagai contoh, jika sekelompok siswa masuk ke gudang sekolah, maka siswa yang mempunyai penyakit asma mungkin akan mengalami bersin, batuk, bahkan sesak karena terpajan oleh debu yang merangsang pipa saluran napas. Siswa lain juga terpajan, tetapi karena pipa saluran napasnya tidak peka (normal), mereka tidak mengalami serangan.

Akibat peradangan kronis, pipa saluran napas penderita asma mudah terangsang dan menyempit. Selain itu, pada pipa saluran napas penderita asma sering terbentuk sekret yang menyebabkan udara yang masuk dan keluar pipa saluran napas terhalang sehingga penderita menjadi sesak.

Nah, pengobatan asma ditujukan untuk melebarkan kembali pipa saluran napas yang menyempit (untuk ini digunakan obat bronkodilator) dan obat untuk menghentikan inflamasi kronis (untuk tujuan ini digunakan obat anti-inflamasi berupa steroid). Sekarang tersedia baik obat bronkodilator maupun obat anti-inflamasi dalam bentuk hirupan. Keunggulan obat hirupan adalah masa mulai kerjanya (onset) cepat karena obat ditujukan langsung ke pipa saluran napas serta pada umumnya kurang berpengaruh pada organ tubuh lain seperti jantung.

Pada obat asma yang diminum, setelah diserap usus, obat akan masuk ke sirkulasi dan beredar di sirkulasi terlebih dahulu baru sampai ke pipa saluran napas sehingga masa mulai kerjanya lebih lama. Selain itu, karena bersifat sistemik, maka dapat menimbulkan berbagai efek samping.

Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan pada penggunaan obat secara sistemik ini adalah efek samping steroid. Obat steroid merupakan obat anti-inflamasi yang ampuh, tetapi penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan beberapa kerugian pada pemakai. Kelainan pada kulit dapat berupa jerawat, muka dapat sembab, tekanan darah dapat meningkat, juga gula darah dapat meninggi. Selain itu juga dapat timbul katarak pada mata. Pada penggunaan lama tulang juga dapat menipis (osteoporosis). Karena itulah jika dapat digunakan obat steroid topikal dalam bentuk hirupan akan lebih aman bagi penderita.

Jadi, penggunaan obat asma dalam bentuk hirupan mempunyai beberapa keuntungan. Tetapi, untuk menggunakan obat asma dalam bentuk hirupan ini perlu penjelasan cara menggunakannya dengan baik. Bahkan diperlukan latihan agar obat dapat masuk pipa saluran napas secara benar. Selain itu, yang agak memberatkan untuk pasien adalah obat ini tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, yaitu 100 atau 200 hirupan (sekitar penggunaan sebulan) sehingga harganya mahal. Namun, sebenarnya jika dihitung per kali pengobatan, harganya menjadi lebih murah.

Sekarang bahkan obat asma hirupan tidak hanya mengandung obat bronkodilator atau steroid topikal saja, tetapi juga sudah ada dalam bentuk campuran bronkodilator dan steroid topikal sehingga lebih hemat dan nyaman. Penggunaan obat hirupan asma tidak hanya digunakan pada asma yang telah berat, bahkan sekarang digunakan juga pada asma dini.

dr Samsuridjal Djauzi

Sumber : Kompas Cybers Media

12.6.08

Obat Semprot Bikin Ketagihan?

Asma adalah penyakit radang kronik saluran napas yang menyebabkan saluran napas hipersensitif terhadap berbagai allergen (zat/bahan yang menyebabkan alergi). Asma bukan penyakit menular dan asma terjadi karena faktor keturunan yang disebabkan oleh gen yang jumlahnya ratusan. Alergen atau zat yang mencetuskan asma bervariasi tiap individu.

Gejala serangan asma yaitu sesak napas, rasa berat di dada, batuk dan napas yang berbunyi (mengi, bengek). Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.

Tujuan pengobatan penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.

Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma tidak sering kambuh. Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal.

Obat obat asma terbagi 2 yaitu pelega yang bertujuan untuk mengendalikan serangan penyakit asma segera dan obat yang berfungsi untuk mengontrol supaya serangan asma tidak sering terjadi. Pengobatan berbeda tergantung beratnya, biasanya obat semprot lebih cepat. Obat golongan Beta-2 Agonis (bronkodilator) dan steroid lebih kuat.

Sebaiknya gunakan obat semprot karena lebih aman bila dibandingkan obat minum atau suntik. Cuma karena kurangnya informasi dari dokter, banyak informasi salah yang menyebutkan bahwa obat semprot malah membuat ketagihan.

Obat semprot atau hirup relative lebih aman karena dosisnya lebih kecil dibandingkan obat minum atau suntik serta langsung ke saluran napas si penderita. Selain itu karena dosis kecil jadi efek samping juga relative lebih kecil dibandingkan obat minum atau suntik. Bila serangan asma hampir tiap hari, obat yang dipergunakan adalah kombinasi obat pelega dan pengontrol. Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam.

Bronkodilator per-oral (ditelan) dan dipergunakan bila serangan asma tidak dapat diatasi dengan obat semprot atau hirup dan memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat. Pada serangan penyakit asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah). Hal lain untuk mengontrol serangan asma anda adalah dengan mengenal pencetus yang menyebabkan timbulnya serangan asma serta hindari pencetus tersebut.

Pasien asma juga dianjurkan untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter. Karena bisa saja kondisi penyakit bertambah ringan atau sebaliknya sehingga baik obat maupun cara hidup perlu disesuaikan. Selain itu untuk menjaga kebugaran tubuh, anda dapat juga mengikuti senam asma yang bertujuan untuk melatih otot-otot pernapasan.

Team Pengasuh

Sumber : Pontianak Post Online