12.6.08

World’s fastest internet connection ‘used to dry laundry’

Last summer a 75-year-old woman from Karlstad became the envy of internet users worldwide.

With her blistering 40 gigabits per second connection, Sigbritt Löthberg had the world’s fastest internet connection - many thousands of times faster than the average residential link and the first time ever that a home user had experienced such a high speed.

So, after nine months with the ability to download a full high definition DVD in just two seconds or access 1,500 high definition HDTV channels simultaneously, how has Sigbritt’s life changed?

Not much, according to Hafsteinn Jonsson, who is heading up the fibre network operation for Karlstad Stadsnät.

“She mostly used it to dry her laundry,” he told The Local.

“It was a big bit of gear and it got pretty warm.”

Sigbritt’s son, Swedish internet legend Peter Löthberg, was behind the project, which was intended to demonstrate how a low price, high capacity fibre line could be built over long distances. Löthberg has now taken the equipment up to Luleå, in the north of Sweden, for further testing.

“The project was a huge success,” said Hafsteinn Jonsson, who explained that his department now measures its history in terms of ‘Before Sigbritt and After Sigbritt’.

“Apart from the death of Ingmar Bergman, this was the biggest story to come out of Sweden in 2007. We used to get all these detailed questions about what we’re working on - now we just mention Sigbritt and everybody understands.”

The secret behind the ultra-fast connection is a new modulation technique which allows data to be transferred directly between two routers up to 2,000 kilometres apart, with no intermediary transponders.

According to Karlstad Stadsnät the distance is, in theory, unlimited - there is no data loss as long as the fibre is in place.

Sigbritt may have been denied her world-beating internet link but she still has an admirable 10 gigabits per second connection. And there may be another surprise in store for her.

“We’re considering giving her a 100 gigabits per second connection in the summer,” said Hafsteinn Jonsson.

“Then she’ll be able to dry all her neighbours’ laundry too.”

Source : http://www.thelocal.se/

31.3.08

Enterobacter Sakazakii

1. Apakah Enterobacter sakazakii? Penyakit apa yang dapat diakibatkan oleh bakteri ini?
Enterobacter sakazakii adalah bakteri yang termasuk ke dalam keluarga Enterobacteriaceae, yang terdiri dari spesies bakteri pada usus manusia dan binatang dan lingkungan. Mikroorganisme ini terlibat dalam kejadian luar biasa (KLB) radang selaput otak (meningitis) atau radang usus (enteritis) terutama pada bayi.

Pada beberapa KLB dilporkan 20->50% bayi yang menderita penyakit ini meninggal. Pada bayi yang dapat sembuh, komplikasi dapat berupa kelinan saraf (neurologis). Keluaran pada orang dewasa akibat penyakit ini lebih ringan.

2. Darimana bakteri ini datang? Apakah juga terdapat di usus manusia?
Asal dari Enterobacter sakazakii tidak diketahui dengan jelas. Bakteri ini dapat dideteksi di usus manusia sehat, kemungkinan sebagai flora sementara. Bakteri ini juga ditemukan di usus hewan dan lingkungan.

3. Bagaimana susu formula bayi terkontaminasi dengan Enterobacter sakazakii? Apakah makanan lainnya dapat terkontaminasi?

Terdapat tiga rute Enterobacter sakazakii dapat memasuki susu formula bayi :a. melalui bahan dasar mentah yang digunakan dalam produksi formulab. melalui kontaminasi formula atau bahan kandungan kering lainnya setelah pasteurisasi; danc. melalui kontaminasi formula saat dibuat/diracik oleh konsumen sebelum pemberian susu

Enterobacter sakazakii telah ditemukan pada tipe makanan lainnya, tetapi hanya pada susu bubuk formula bayi yang berhubungan dengan KLB penyakit.

4. Siapakah kelompok yang berisiko?
Enterobacter sakazakii menyebabkan penyakit pada setiap kelompok umur. Kelompok yang paling berisiko adalah bayi ( anak kurang dari satu tahun). Bayi yang paling berisiko adalah neonatus (bayi berusi 28 hari pertama), terutama bayi prematur, berat lahir rendah atau bayi dengan gangguan kekebalan tubuh. Bayi dengan ibu HIV positif juga berisiko.

5. Bagaimana risiko ini dapat diminimalkan?
Penyedia pelayanan kapanpun dimungkinkan sebaiknya menggunakan formula cair steril atau formula bayi bubuk dengan langkah dekontaminasi (seperti menyiapkan dengan air panas atau memanaskan formula yang telah disiapkan)

Pengurangan waktu pemegangan ( waktu antara penyiapan formula dan konsumsi) dan pemberian minum (feeding time) dapat menurunkan risiko infeksi pada bayi.

6. Apakah terdapat perbedaan jumlah Enterobacter sakazakii pada formula bayi tergantung produsennya?

Sampai saat ini belum terdapat data

7. apakah risiko ini sama di setiap daerah dan negara?
Terdapat beberapa laporan kasus infeksi Enterobacter sakazakii akibat kontaminasi formula bayi di beberapa negara berkembang. Terdapat kemungkinan tidak terlapornya keadaan ini pada semua negara. Ketiadaan laporan mungkin disebabkan kesadaran yang kurang dibandingkan tidak adanya penyakit. Formula bayi digunakan secara luas, maka adanay Enterobacter sakazakii pada formula bayi dan potensinya menimbulkan penyakit dapat menyebabkan masalah kesehatan yang bermakana pada banyak negara.

8. Apakah bakteri lain dalam formula bayi dapat menyebabkan masalah atau hanya Enterobacter sakazakii?

Codex standar tidak memperbolehkan patogen (makhluk yang dapat menyebabkan penyakit) seperti Salmonella pada formula bubuk bayi. Codex terbaru untuk Salmonella adalah ketiadaan Salmonella pada 60 sampel tiap 25 gram.

9. Apakah risiko ini dapat dihindarkan jika bayi disusui daripada diberikan formula bayi?
Menyusui memberikan keuntungan di segala bidang. WHO merekomendasikan bayi harus mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan menyusui dilanjutkan bersamaan degnan pemberian makanan tambahan sampai usia 2 tahun atau lebih. Bayi yang tidak disusui atau tidak sepenuhnya dususui memiliki risiko lebih tinggi untuk kesakitan dan kematian akibat penyakit diare.

10. Seberapa besar masalah ini?
Besarnya masalah ini tidak diketahui karena kurangnya pemantauan dan sistem pelaporan untuk Enterobacter sakazakii pada banyak negara.
Angka kematian Enterobacter sakazakii dilaporkan 20% sampai >50%. Efek jangka panjang gangguan saraf dapat diakibatkan infeksi ini terutama pada kasus radang selaput otak dan radang otak.

sumber http://www.sehatgroup.web.id/

Alhamdulilah… kedua anakku ASI sampai 1thn baru ditambah UHT. Jadinya gak terlalu panik dengan adanya isu ini